Minggu, 27 Februari 2011

Revolusi PSSI Harga Mati

Jakarta-HARIAN BANGSA
Unjuk rasa besar-besaran menuntut revolusi PSSI bakal dimulai hari ini. Namun, sejak kemarin, ratusan suporter dari bebagai daerah sudah mulai berkumpul di Gelora Bung Karno. Semakin sore, jumlah mereka yang datang semakin banyak.
Mereka yang datang kali pertama di GBK adalah suporter Boromania dari Bojonegoro. Begitu datang rombongan 15 bus dari Pasopati, Semarang langsung disambut meriah Boromania. Meraka sambut dengan nyanian khas suporter maupun lagu anak-anak “Heli (anjing kecil”.
Syaiful Anwar, salah satu diantaranya mengatakan mereka akan menurunkan Nurdin dari jabatannya dan memboikot kongres PSSI yang dinilai telah disetting. “Mestinya George Toisutta dan Arifin Panogoro lolos verifikasi. Malah Nurdin Halid yang harusnya tak lolos,” katanya.
Rekannya, Abdul mengatakan, persepakbolaan Indonesia tak menghasilkan apa-apa selama kepemimpinan Nurdin dan kroni-kroninya. “Harus ada revolusi, Nugraha Besoes, Andi Darussalam Tabussala dan antek Nurdin lain harus disingkirkan,” katanya.
Sekjen Boro Mania, Arif Bondet mengatakan, aksi ini akan dilakukan terus dan suporter Persibo lainnya akan terus berdatangan. “Kami tak akan menyerah sampai tuntutan kami agar Nurdin mundur terwujud," katanya
Boromania datang dengan membawa beberapa spanduk dan genderang yang menyuarakan revolusi PSSI. Salah satu spanduk yang mereka usung bertuliskan "Nurdin CS Mundur Itu Baru Berjiwa Besar".
"Revolusi PSSI. Yang utama adalah Nurdin harus mundur karena Nurdin selama tujuh tahun memimpin PSSI tidak memiliki prestasi apa-apa. PSSI di bawah Nurdin merupakan sarang mafia," kata Sekretaris Jenderal Boromania Arif Bondet.
Boromania juga menegaskan, aksi mereka murni kepedulian terhadap sepak bola nasional. "Kami murni peduli sepak bola nasional. Ada teman-teman yang sampai jual ayam, BPKB, dan kambing," ujar Ketua Harian Boromania Prianto Jasmo.


Sebelumnya, Nurdin yang ditanyai melalui ponsel mengatakan, demo itu tak membuat dirinya gentar. Menurutnya, demonstrasi adalah hal wajar dalam negara berdemokrasi. “Silahkan sampaikan aspirasnya,” kata Nurdin, Selasa (22/2). “Siapapun dapat menyampaikan aspirasinya dalam bentuk apapun. Asalkan tidak anarkis dan melanggar aturan yang ada,” paparnya.
Hanya saja, ia mengaku tak akan mundur dari pencalonannya sebagai ketua umum. “Saya serahkan kepada Allah karena semua ini tak lepas dari Tuhan yang menentukan,” tambahnya.
Besok aksi suporter ini diklaim akan melibatkan massa lebih banyak lagi, mencapai ribuan orang, karena sebagian masih dalam perjalanan dari daerah seperti Bojonegoro, Solo, Gresik, Malang, dan Surabaya. Fans Bandung juga dijadwalkan menyambangi Jakarta besok.
Karena demonstrasi akan terus dilakukan, suporter daerah yang sudah berada di Jakarta sebagian besar akan mendirikan tenda dan menginap di pelataran parkir timur Senayan.
Sedangkan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kalimantan Barat (Kalbar), mendesak Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Nurdin Halid mundur. KONI Kalbar mengancam akan membentuk PSSI tandingan jika Nurdin terpilih kembali menjadi ketua PSSI.
“Saya telah intruksikan kepada Ketua Pengda PSSI Kalbar, kalau memang Nurdin Halid terpilih kita akan buat PSSI tandingan,” kata Ketua KONI Kalbar, Syarif Mahmud Alkadri, Selasa (22/2), disela aksi demontrasi menolak majunya Nurdin Halid sebagai calon ketua umum PSSI bersama ratusan pecinta bola, di Bundaran Degulis Untan, Pontianak, Kalbar.
Mahmud menegaskan telah mengintruksikan kepada Ketua Pengda PSSI Kalbar agar mendukung George Toisutta dan menolak pencalonan Nurdin Halid. Ia menolak jika PSSI dipimpin oleh mantan koruptor dan membawa PSSI ke ranah politik.
Amiruddin Faad, Sekretaris Persatuan Sepak Bola Indonesia Pontianak (Persipon) mengatakan selama kepemimpinan Nurdin di PSSI, wajah sepak bola di Kalimantan Barat, khususnya Pontianak tidak akan pernah maju. Jika memiliki anggaran lebih, bukan tak mungkin dengan mudah tim akan lolos ke Divisi Utama. Asal mau bayar dan jamu wasit atau pengurus PSSI.
Menurutnya, tim yang berjuluk Elang Kathulistiwa ini harus memberi uang pelican terlebih dahulu sebesar 800 juta kepada PSSI sebagai syarat agar lolos ke Divisi Utama.  “Kalau Persipon mau tembus ke Divisi Utama harus setor dulu 800 juta,” katanya.
Faad tak mau menyebut kepada siapa uang tersebut harus disetor. Namun ia mengatakan bahwa pada 2007 silam ketika lolos ke Devisi I, Persipon pernah diminta sebesar 800 juta agar dapat diloloskan ke Devisi Utama dan dijanjikan akan dimenangkan dalam pertandingan karena semua telah diatur. Persipon terima beres.
“Kalau sudah setor, nanti mereka (PSSI) yang kelola. Baik wasit semua sudah di skenario,” ujarnya.
Bersama puluhan pencinta bola yang berorasi menghujat Nurdin sambil membawa spanduk dan puluhan poster bertuliskan kata bernada protes, Faad yang juga turut dalam aksi tersebut, meminta Nurdin mundur karena dianggap sebagai biang dari segala kecurangan. Ia juga menghendaki adanya revolusi di tubuh PSSI dan berharap tim Elang Kathulistiwa dapat lolos secara murni ke Devisi Utama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar